PERNIKAHAN DENGAN LELEMBUT - SEJARAH, CERITA, LEGENDA & MITOS

Saturday 12 March 2016

PERNIKAHAN DENGAN LELEMBUT

Pernikahan Dengan Jin

Serangkaian peristiwa aneh menghiasi pernikahan antara Ki Buyut Beji dengan putri dari kerajaan jin. Tutur mengatakan, anak keturunan dari pernikahan makhluk berbeda alam ini melahirkan manusia-manusia yang pilih tanding….
Dikisahkan, ketika itu Kerajaan Banten belum menganut Islam. Kyai Terumbu memiliki lima orang anak. Anak pertama bernama Abdul Fattah, atau terkenal dengan sebutan Ki Beji atau Ki Buyut Beji. Julukan ini karena Abdul Fattah terkenal sebagai sosok berhati besi .
Nah, kisah Ki Buyut Beji inilah yang kemudian terjalin sedemikdan rupa, dengan berbagai keanehan di dalamnya sehingga menyerupai sebuah legenda. Seperti apa? Ikuti terus sajian ini…
Dikisahkan, menjelang dewasa, Ki Buyut Beji memiliki seorang istri. Namun istrinya tersebut tidak berumur panjang. Karena itulah dia ingin mencari istri kembali. Tapi para wanita tidak ada yang mau menjadi istrinya karena takut akan berumur pendek. Akhimya, Ki Buyut Beji menghadap ayahandanya Kyai Terumbu.
Oleh Kyai Terumbu, dia disarankan untuk mencari istri dari golongan jin. Syarat agar mendapat istri dari golongan jin adalah dengan membuat sumur pemandian di satu kampung yang terdapat hutan. Dan hutan tersebut harus belum pernah di jamah manusia. Apabila sumur itu digunakan mandi oleh wanita dari golongan jin, maka, Ki Buyut Beji harus berusaha mengambil salah satu pakaiannya.
Setelah menerima wejangan dari ayahandanya seperti itu, Ki Buyut Beji pun mencari kampung dimaksud. Maka didapatlah kampung yang bernama Kajemen. Di sanalah dia menggali sumur. Namun, setelah beberapa lama menunggu, tidak satupun wanita dan golongan jin yang mandi.
Setelah gagal, Ki Buyut Beji membuat sumur yang sama di Kampung Pontang (dekat Tirtayasa) Setelah beberapa hari menunggu, ternyata juga tidak ada hasilnya.
Karena dua kali gagal, akhimya dia kembali menghadap ayahandanya. Oleh Kyai Terumbu, Ki Buyut Beji diperintahkan untuk membuat sumur di kampung yang di tempati Kyai Terumbu, yaitu Kampung Padadaran (sekarang bemama kampung Terumbu dan sumumya dikenal dengan nama sumur Pulauan-Pen)
Setelah selang tiga hari menunggu, maka, terlihat tanda-tanda air sumur telah keruh. Ini berarti ada jin wanita yang telah mandi. Keesokan malamnya, Ki Buyut Beji mengintip sumur buatannya dan terlihat olehnya tiga jin wanita sedang mandi Dua jin wanita mengetahui bahwa Ki Buyut Beji sedang mengintip mereka, maka, keduanya segera mengambil pakaiannya dan langsung menghilang. Tinggal satu jin wanita yang masih di sumur. Ki Buyut Beji segera mengambil pakaiannya, dan menyembunyikannya di dalam lumbung padi.
Jin wanita itu mencari pakaiannya dan bertemu dengan Ki Buyut Beji. Oleh K Buyut Beji jin wanita itu diberikan pakaian manusia Syahdan, dia lalu diajak oleh Ki Buyut Beji ke tempat Kyai Terumbu.
Oleh Kyai Terumbu, Ki Buyut beji dinikahkan dengan jin wanita itu. Ki Terumbu memberi tahu kepada Ki Buyut Beji bahwa mereka akan hidup normal selayaknya manusia selama pakaian itu tidak ditemukan jin wanita yang telah menjadi isteri syahnya.
Suatu saat Ki Buyut Beji diundang rapat oleh para Wali Songo di Demak. Dalam perjalanan ke Demak ada beberapa kejadian penting yaitu
1. Pada hari pertama perjalanan, Ki Buyut Beji menemukan burung dara mati di depannya, dan dia pun menangisi burung tersebut sambil berkata, “Andai saja Allah menjadikan burung ini hidup kembali, maka dia akan dapat berguna bagi anak dan keluarganya”. Dan seketika itulah Allah SWT mengabulkan permintaan Ki Buyut Beji..Burung itu langsung hidup dan dengan izin Allah dapat berbicara dengan bahasa manusia. Burung itu berkata kepada Ki Buyut Beji, “Jika Ki Buyut Beji butuh pertolongan; maka, saya akan membantu. Hentakkanlah kaki Ki Buyut ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang. “Baiklah, bila aku membutuhkan pertolonganmu aku akan panggil dirimu! ” Balas Ki Buyut Beji. Kemudian burung dara itu pergi meninggalkan Ki Buyut Beji
2. Pada hari kedua perjalanan, Ki Buyut Beji menemukan belut putih mati di depannya. Ki Buyut Beji pun kembali menangisi belut tersebut sambil berkata, “Andai saja Ya Allah, belut ini hidup kembali, maka dapat berguna bagi anak dan keluarganya.” Dan seketika itu Pula Allah mengabulkan permintaan Ki Buyut Beji: Belut itu langsung hidup, dan dengan izin Allah dapat berbicara dengan Bahasa manusia. Belut itu berkata kepada Ki Buyut Beji, “Jika Ki Buyut Beji butuh pertolonganku, maka, aku akan membantumu. Hentakkan kaki Ki Buyut ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang kepadamu. “Baiklah bila aim membutuhkan pertolanganrnu aku akan panggil kamu!” Balas Ki Buyut Beji. Kemudian belut itu pergi meninggalkan dirinya, hilang raib begitu saja.
3. Pada hari ketiga perjalanan, Ki Buyut Beji menemukan lalat besar mati di depannya. Sama seperti terhadap kedua makhluk terdahulu, Ki Buyut pun kembali menangisi lalat besar tersebut sambil berkata, “Andai saja Ya Allah lalat ini hidup kembali maka dia akan berguna bagi anak dan keluarganya.” Dan seketika Allah SWT mengabulkan permintaan Ki Buyut Beji. Lalat itu pun langsung hidup kembali, dan dengan seizin Allah dapat berbicara dengan bahasa manusia. Lalat itu berkata kepada Ki Buyut beji, “Jika Ki Buyut Beji butuh pertolonganku, maka, aku pun akan membantumu. Hentakkan kaki Ki Buyut ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang kepadamu.”. “Baiklah, bila aku membutuhkan pertolonganmu, maka, aku akan panggil dirimu! ” Balas Ki Buyut Beji, Kemudian lalat itu pun pergi meninggalkan Ki Buyut Beji, hilang raib dari hadapannya
Pada malam terakhir perjalanan pulang dari Demak menuju Kampung Terumbu, Banten, Ki Buyut Beji menemukan burung garuda besar mati di depannya. Sama seperti yang terdahulu, Ki Buyut Beji pun kembali manangisi garuda besar tersebut sambil berkata, “Andai saja Ya Allah burung ini hidup kembali, maka dia akan dapat berguna bagi anak dan keluarganya.”Dan seketika itu pula Allah SWT mengabulkan permintaan Ki Buyut Beji. Burung garuda itu langsung hidup dan dengan seizin Allah dia dapat berbicara dengan bahasa manusia.Burung garuda itu berkata kepada Ki Buyut Beji, “Jika Ki Buyut Beji butuh pertolonganku, maka aku akan membantumu: Hentakkan kaki Ki Buyut ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang ke hadapanmu!”
“Baiklah, bila aku membutuhkan pertolonganmu aku akan panggil dirimur.” Balas Ki Buyut Beji. Kemudian burung garuda itu pergi meninggalkan Ki Buyut; Beji, terbang mengangkasa.
Setelah beberapa hari perjalanan, akhimya sampailah dia di rumah. Ketika itulah Ki Buyut Beji terkejut karena istrinya yang berasal dari bangsa jin sudah tidak ada lagi. Walau sudah mencari kemana ­mana, tapi tidak bertemu juga.
Dalam keadaan bingung, Ki Buyut Beji teringat pada wasiat ayahandanya. Sabelum bepergian, Ki Terumbu telah mengingatkan Ki Buyut Beji untuk menyembunyikan kunci lumbung padi tempat pakaian asli jin wanita itu disembunyikan olehnya. Ki Buyut Beji sudah melaksanakan wasiat, Sayangnya kunci lumbung tersebut dia dititipkan ke penjaga rumahnya yang bernarna Ki Besus.
Ingat akan hal ini, dia pun segera mernanggil Ki Besus untuk diinterogasi perihal hilangnya sang istri:
“Ki, kunci lumbung sudah kutitipkan kepadamu dan tidak ada satu orang pun yang boleh meminjam kunci tersebut termasuk istriku. Tapi mengapa istriku tiba-tiba menghilang? Apa dia telah menemukan bajunya? Lalu dari mana dia mendapatkan kuncinya kalau tidak dari Ki Besus sendiri?” Tanyanya kepada abdi setianya itu.
“Maafkan hamba, Raden! Hamba memang salah Hamba sudah mematuhi perintah untuk tidak memberikan kunci, lumbung kepada siapapun termasuk istri Raden. Tapi hamba tertidur karena mengantuk sekali. Rupanya, pada saat itulah istri Raden mengambil kunci lumbung itu,” jawab Ki Besus.
“Apakah kau yakin dia yang mengambilnya?” Desak Ki Buyut Beji. “Hamba yakin, Raden!”Tandas Ki Besus: “Karena waktu itu tidak ada orang lain selain istri Raden sendiri. Saat saya terbangun dari tidur, saya langsung ingat kunci itu. Lalu saya lihat kunci itu telah tiada. Maka saya lari ke tempat lumbung padi, dan ternyata pintu lumbung telah terbuka. Saya pun mencari kemana-mana istri Raden, tapi tidak menemukannya. Maafkan dan ampunilah hamba,.Raden,” jelas Ki Besus penuh penyesalan.
Ki Buyut Beji memaafkan kekhilafan Ki Besus: “Sudahlah kalau demikian. Aku akan mencarinya sendiri,” katanya dengan hati yang masygul.
Ketika dalam keadaan bingung, Ki Buyut Beji teringat akan burung garuda yang pemah dihidupkannya kembali dari kematian berkat izin Allah SWT. Bukankah burung itu pemah berkata pada dirinya, bahwa bila dia membutuhkan bantuannya maka tinggal sebut namanya sambil menghentakkan kaki ke tanah tiga kali?
Maka, Ki Buyut Beji mamanggil burung garuda tersebut dengan cara tadi. Memang, tak lama kemudian burung itu datang.
“Gerangan urusan apakah yang membuat Ki Buyut memanggil hamba? Tanya sang garuda.
“Wahai burung garuda, bawalah aku ke istana jin. Aku yakin kau dapat membawaku kesana!” Pinta Ki Buyut Beji.
Burung garuda itupun mengangguk, tanda menyanggupi permintaan Ki Buyut Beji.
Maka, Ki Buyut Beji menaiki punggung burung itu. Si burung itupun membawa Ki Buyut Beji ke alam jin. Sesampai di gerbang istana jin, Ki Buyut Beji di tahan oleh penjaga istana tersebut. Menurut penjaga istana jin, golongan manusia tidak diperkenankan masuk ke dalam istana mereka. Tapi Ki Buyut Beji tetap bersikeras untuk masuk ke dalam istana jin dengan alasan ingin mencari istrinya yang berasal dan golongan jin.
Setelah terjadi debat, penjaga istana jin itupun meminta Ki Buyut Beji menunggu di depan gerbang istana; karena dia akan menghadap kepada penguasa istana jin tersebut lebih dahulu.
Tak lama kemudian penjaga istana jn itu kembali lagi ke tempat Ki Buyut Beji menunggu. Menurut penjaga istana bahwa raja penguasa istana jin itu memberi beberapa syarat kepada Ki Buyut Beji agar dapat membawa istrinya kembali ke dunia.
“Katakanlah apa saja.persyaratan yang diminta oleh Rajamu itu!” Pinta Ki Buyut Beji.
Sang penjaga istana jin akhimya memberitahukan syarat-syarat dimaksud. Persyaratan pertama adalah, Ki Buyut harus mengambil air dari alam manusia dan membawanya ke istana jin dengan keranjang yang bagian bawahnya berlubang. Kemudian keranjang itu diberikan oleh penjaga istana jin ke Ki Buyut Beji.
Sejenak Ki Buyut Beji berpikir, bagaimana caranya membawa air dengan keranjang yang berlubang di bawahnya? Lalu, dia teringat akan belut putih yang telah ditolongnya. Maka, Ki Buyut Beji memanggil belut putih itu untuk datang ke tempatnya.
Setelah memanggil si belut, makhluk itu pun datang dan melilit bagian bawah keranjang yang berlubang tersebut, sehingga Ki Buyut Beji dapat membawa air dari alam manusia ke alam jin
Setelah menjalani persyaratan pertama, penjaga tersebut memberikan persyaratan kedua, yaitu Ki Buyut Beji harus mencari sendiri lokasi tempat.dimana istrinya berada. Ki Buyut Beji kebingungan untuk mencari lokasi istrinya berada, berhubung istana jin itu terdiri dari ratusan lantai dan tingkatan. Dalam kebingungan inilah Ki Buyut Beji pun. teringat dengan burung dara yang pernah di tolongnya. Lalu, dia pun memanggil burung dara dengan menghentakkan kakinya ke tanah.
Tak lama kemudian burung dara itu pun datang: Ki Buyut Beji memberikan perintah untuk mencari lokasi keberadaan istrinya.. Burung dara pun segera terbang melewati lantai demi lantai kerajaan di alam jin. Sampai akhirya si burung dara menemukan lokasi tempat istri Ki Buyut Beji berada. Kemudian, burung dara itupun melapor kepada Ki Buyut Beji. Ki Buyut Beji pun menunggang burung garuda terbang menuju lantai tempat istrinya berada. Sesampai di sana betapa terkejutnya Ki Buyut Beji; karena di tempat tersebut terdapat ribuan jin wanita yang berwajah serupa.
Karena kebingungan menentukan mana istrinya, Ki Buyut Beji pun memanggil lalat besar yang pernah ditolongnya, dan memerintahkan untuk mencari istrinya di antara ribuan jin wanita yang serupa itu.
Si lalat pun menjalankan tugasnya dengan baik, dan akhimya dia hinggap di pipi salah satu wanita jin, yaitu istri dari Ki Buyut Beji.
Setelah menemukan istrinya, Ki Buyut Beji diperbolehkan membawanya pulang ke alam manusia. Di alam manusia mereka hidup normal sebagai sepasang suami istri manusia. Mereka dikaruaniai tiga orang anak yang bemama Tanjung Anom, Kudup Melati dan Dewi Rasa
Syahdan, keturunan Ki Buyut Beji rata-rata memiliki kesaktian dan ilmu, sifatnya pun terpelihara hingga sekarang. Mereka berada terutama di Kampung Terumbu dan sekitarnya, seperti: di Kasemen, Kabupaten Serang Banten. Beberapa keturunan Ki Buyut Beji yang memiliki kesaktian luar biasa, adalah:
1. Nyi Jong; yang memiliki kerudung sakti hasil ritualnya. Khasiat kerudung sakti itu bila diikat kepohon, maka, di sekitamya akan terlihat lautan darah berwama merah. Suatu saat kompeni Belanda hendak menyerbu_ Kampung Terumbu. Maka oleh Nyi Jong kerudung tersebut diikatkan di pohon, akibatnya, seketika itu Kampung Terumbu pun terlihat berubah bagai lautan darah. Belanda pun tidak berani masuk ke kampung itu dan segera meninggalkannya.
2. Nyi Audah, memiliki usia yang panjang hingga berumur 300 tahun.
3.H. Buang memiliki kesaktian mengalahkan Siluman Harimau yang sakti. Dikisahkan, waktu itu di benteng Jakarta (lapangan Banteng sekarang­-Pen) dihuni oleh Siluman Harimau yang sakti dan ganas. Bila Kompeni Belanda melewati daerah tersebut pasti diterkam mati. Akhimya pihak Belanda mengadakan sayembara: Barang siapa yang dapat membunuh Siluman Harimau itu maka akan dihadiahi tanah sepuluh hektar. Konon, banyak pendekar yang mengikuti sayembara itu namun di antara mereka banyak. yang tewas dan tidak mampu mengalahkan Siluman Harimau tersebut. Maka, majulah H. Buang yang berperawakan kecil dan bila dilihat seperti orang yang lemah. Pada awalnya Belanda tidak percaya bahwa H. Buang akan mampu mengikuti sayembara itu, namun H. Buang tetap ingin mengikuti sayembara tersebut. Akhimya Belanda pun memperbolehkan H. Buang untuk bertarung dengan Siluman Harimau itu.
Maka, terjadilah perang tanding adu kesaktian di antara keduanya yang akhimya H. Buang dapat membunuh Siluman Harimau itu.. Atas kemenangannya Belanda menepati janji dengan menghadiahi tanah seluas sepuluh hektar kepada H. Buang
Demikianlah kisah Ki Buyut Beji, seorang waliyulloh dari Banten dan sekarang makamnya terdapat di Serang, Banten. Kisahnya memang bagaikan serangkaian legenda. Namun, benarkah semua itu hanyalah rangkaian legenda? Hanya Allah SWT yang tahu segalanya.



No comments:

Post a Comment